Indonesiadaily.co.id-Ditengah tekanan harga yang terus bergejolak, inflasi Kota Jambi dan Kota Bungo mengalami tren peningkatan pada akhir tahun 2022. Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jambi menyampaikan Provinsi Jambi mengalami inflasi sebesar 0,77% (mtm) pada Desember 2022, lebih tinggi jika dibandingkan periode November 2022 yang tercatat deflasi sebesar 0,49% (mtm).
Hal tersebut sejalan dengan laju inflasi Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Jambi pada Desember 2022 tercatat sebesar 6,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,04% (yoy). Data tersebut merujuk rilis indeks harga konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Jambi.
Baca Juga: OJK Berkomitmen Menegakkan Integritas Lembaga
Lebih lanjut, Eva Ariesty Deputi KPw BI Provinsi Jambi menyampaikan sepanjang tahun 2022 Provinsi Jambi tercatat inflasi sebesar 6,35% (ytd). Berdasarkan komoditasnya, jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga mendorong inflasi di antaranya cabai rawit 31,16% (mtm), cabai merah sebesar 14,68% (mtm), daging ayam ras sebesar 16,82% (mtm), telur ayam ras sebesar 6, (mtm) dan rokok kretek filter sebesar 2,83% (mtm).
Inflasi pada beberapa jenis komoditas bahan pangan terjadi dipengaruhi oleh pola musiman perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat. Sementara itu inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beras seiring dengan normalisasi harga, setelah sebelumnya mengalami peningkatan signifikan imbas second round impact penyesuaian harga bahan bakar minyak yang dilakukan pemerintah per 3 September 2022.
Penurunan harga beras juga didorong oleh intensifikasi Gerakan Pembelian Beras Lokal di Provinsi Jambi. Tertahannya laju inflasi juga didukung oleh sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Provinsi Jambi Yang mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan stabilitas harga.
Ke depan, BI Jambi memprakirakan bahwa inflasi IHK pada akhir tahun 2023 akan lebih rendah dari tahun 2022 dan kembali ke dalam target 3±1% pada tahun 2023. Guna mencapai target sasaran tersebut terdapat risiko yang perlu menjadi perhatian, antara Iain kenaikan Fed Funds Rate yang diprakirakan akan berlanjut sampai dengan tahun 2023 dengan siklus yang lebih panjang (higher for longer) berisiko mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS dan berimbas pada peningkatan harga barang di Provinsi Jambi. Selanjutnya, meningkatnya ketidakpastian global seiring berlanjutnya eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina berisiko memberikan tekanan terhadap rantai pasok global. Selain itu, terdapat risiko berlanjutnya tekanan terhadap harga pupuk yang mendorong peningkatan biaya produksi bahan pangan ke depan.
Guna memitigasi risiko dimaksud, KPw BI Provinsi Jambi siap utuk terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi. (***)
Artikel Terkait
Kendalikan Inflasi Pangan di Provinsi Jambi, Korem 042/Gapu Tanam Perdana 10.000 Bibit Cabai Merah
Perkiraan Inflasi AS Turun Pada September Bantu Rupiah Berbalik Menguat Tipis
Inflasi Amerika Diprediksi Masih di Atas 8%, Rupiah Ditutup Melemah
KPK Tangkap Lukas Enembe, Langsung Diterbangkan ke Jakarta