Indonesiadaily.co.id Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi di dalam negeri.
Salah satunya adalah melalui program terobosan sistem integrasi sapi dengan#sawit. Hal ini guna memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Hal tersebut disampaikan Nasrullah pada acara 1st Stadium General Peluang dan Tantangan Implementasi Model Komersial dan Kemitraan Inti-Plasma, Rabu (23/2/2022).
Direktur Jenderal#Peternakan dan Kesehatan Hewan#Kementan, Nasrullah menyampaikan, pengembangan sapi dengan sistem integrasi#sawit ini merupakan salah satu terobosan untuk menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Menurutnya, program terobosan ini didasari oleh minimnya lahan budidaya sapi bagi peternak.
“Saat ini masih sedikit lahan khusus bagi usaha#Peternakan, sehingga sangat tergantung dari sumber pakan ternak yang ada di sekitar lokasi peternak dan dilepas di areal lahan kosong dengan kualitas pakan yang rendah,” kata Nasrullah.
“Sistem pemeliharaan ini tentunya yang harus kita tingkatkan, kita contoh sistem pemeliharaan ternak di negara maju,” ucapnya.
Ia katakan, sistem usaha pembiakan sebagai penghasil sapi bakalan di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Brazil dan Argentina memiliki lahan penggembalaan yang luas.
“Mari kita manfaatkan perkebunan kelapa#sawit di Indonesia yang luas ini untuk diintegrasikan dengan sapi," imbuh Nasrullah.
Lebih lanjut Nasrullah jelaskan bahwa pembiakan sapi di lahan perkebunan kelapa#sawit diharapkan dapat memberikan aliran pendapatan tambahan bagi pemiliknya dan bisa mengurangi biaya produksi, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi pelaku industri. Saat ini luas perkebunan#sawit di Tanah Air mencapai 16,38 juta Ha di 26 provinsi, yang terdiri dari perkebunan rakyat, BUMN dan perkebunan swasta.
Kemudian, yang telah dimanfaatkan untuk integrasi mencakup kawasan seluas sekitar 132.000 Ha yang tersebar di 15 provinsi dengan total populasi sapi yang dikembangkan mencapai 66.000 ekor.
“Program integrasi#sawit-sapi dapat memberikan nilai tambah bagi para pekebun dan sekaligus meningkatkan populasi sapi di dalam negeri," terangnya.
Ia menambahkan usaha integrasi#sawit-sapi juga bisa berkontribusi positif bagi pengembangan sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dan memberikan citra positif bagi komoditas kelapa#sawit Indonesia dalam tataran global.
Kepala Dinas Perkebunan dan#Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Suparmi menyampaikan, salah satu program dalam percepatan penyediaan daging sapi atau yang dikenal SISKA KUINTIP (Sistem Integrasi#sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti-Plasma) akan terus didorong untuk diimplementasikan oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS) Kelapa#sawit di Kalimantan Selatan.
Program ini juga didukung dengan Pergub Nomor 053 Tahun 2021 tentang Percepatan Swasembada Sapi Potong Melalui Program Integrasi Sapi-Sawit. Selain itu juga sedang disusun Perda Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan yang didalamnya juga mengatur implementasi integrasi sapi-sawit.
“Kami beharap program model seperti ini dapat berjalan baik untuk percepatan penyediaan daging sapi," ucap Suparmi.
Artikel Terkait
Kementan Pastikan Penyakit LSD Sapi tidak Berbahaya bagi Manusia
Pusvetma Unit Pelaksana Teknis Kementan Siap Produksi Vaksin PMK