Catatan Sutrisno Buyil
Ketua umum FORWAN (*)
Fenomena Lagu 'Ojo Dibandingke', 'Rungkad', 'Cikini', dan 'Gondangdia' Kenapa Masih Dianggap Musik Kampungan ?
Seiring perkembangan musik dangdut koplo dan dancedut, muncul pertanyaan: apakah sebenarnya ada kesalahan dalam meminggirkan genre ini?
Dalam era 90-an hingga awal 2000-an, musik dangdut di daeraj pinggiran memanng kerap menampilkan unsur-unsur yang kontroversial, namun sejak era Gen Z dan stasiun televisi menampilkan Penyanyi dangdut dengan busana rancangan disainer kondang, mau tidak mau penyanyi daerah dan masyarakat pecinta teredukasi dalam menonton konser dangdut.
Sehingga musik ini telah mengalami perubahan yang signifikan.
Dancedut dan koplo kini lebih fokus pada kualitas suara dan tampilan video yang berkualitas, meninggalkan elemen-elemen yang mengumbar aurat.
Yang membuat saya ngurut Dada, Raja Dangdut Rhoma irama terang terangan melarang lagu karyanya dibawakan dengan musik dan penyanyi koplo.
Sehingga hal itu penyanyi Dancedut dan koplo pilih menjaga jarak dengan Rhoma Irama
Masyarakat modern mencari hiburan yang menghibur dengan hati dan pikiran mereka.
Oleh karena itu, artis yang mengejar popularitas dengan menampilkan konten yang dianggap seronok saat di atas panggung akan ditinggalkan oleh penonton.
Meskipun terdapat pandangan negatif terhadap musik dangdut, pada kenyataanya, beberapa lagu dalam genre ini di platform digital.
Lagu seperti " Cikini Gondangdia, Ojo Dibandingke" dan "Rungkad" berhasil mencuri perhatian bahkan di tingkat politik, dengan pejabat dan kepala negara yang ikut bergoyang.
Hal ini menunjukkan bahwa anggapan bahwa musik dangdut koplo dan dancedut adalah musik kampungan yang perlu didiskusikan.