Indoneisiadaily.co.id- Dengan capaian penonton hingga jutaan per judulnya, bahkan memecahkan rekor perolehan penonton sepanjang masa di bioskop nasional, serta meraih piala Citra FFI dan festival film lainnya, untuk elemen elemen penggarapannya,
Film nasional genre horor bukan lagi karya yang diremehkan. Bahkan kini menjadi arus utama.
Film horor dengan pijakan kekayaan budaya Nusantara juga berpotensi sebagai produk khas Indonesia yang bisa mendunia sebagaimana K-Pop yang sukses mengglobal.
Sementara itu, untuk mendapat perlakuan setara para produser harus memperjuangkannya dengan pemilik bioskop, tidak bisa pasrah begitu saja. Menerima jadwal dan jumlah layar yang diberikan.
Sedangkan penguasa bioskop juga perlu diajak bicara dengan produser dan sineas untuk menentukan mana film yang sesuai dengan penontonnya. Jangan sampai salah sasaran, tidak sesuai segmen penontonnya.
Demikian pokok pokok pikiran dalam diskusi industri film horor di perfilman nasional yang digagas Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) serta didukung Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbud PT Gema Production (Uti Deng Keke), PT Dee Company, Multivision Plus dan Heru Setya Budi berlangsung di Sanggar Teater Populer, di Kebon Pala 1/295, Jakarta Pusat, Sabtu petang kemarin.
Diskusi menghadirkan sutradara Joko Anwar, produser film H. Firman Bintang dan ketua organisasi perbioskopan H. Djonny Syafruddin SH. Aktor dan sutradara Slamet Rahardjo bertindak sebagai tuan rumah.
Dengan menyajikan presentasi sejarah panjang film genre horor karya dunia dan Indonesia, sutradara Joko Anwar, bahwa kisah kisah horor dalam film sudah hadir sejak teknologi sinematografi periode awal ditemukan. Juga di Indonesia.
Sutradara Pengabdi Setan (2017 – 6,3 juta penonton) dan 2022), Perempuan Tanah Jahanam (2019 – 1,7 juta penonton) dan Pengabdi Setan 2 : Communion (2022 – 4,2 juta penonton) ini juga menyebut bahwa film horor Indonesia sudah tayang di empat benua.
Dikemukakan membuat film horor tidak mudah. Karena semua elemennya harus presisi.
Ada banyak pengulangan adegan, namun sineas selalau ditantang menyajikannnya secara berbeda. Sehingga penonton selalu merasa mendapatkan hal yang baru.
Selaku sutradara Joko Anwar menyatakan, budaya Nusantara yang dekat dengan dunia mistis memiliki 42 jenis hantu yang bisa dieksplorasi sebagai film.
“Bandingkan dengan Barat yang hanya menghadirkan tiga jenis, drakula, monster dan zombie, “ katanya.
Produser Firman Bintang memetakan bahwa pasar film nasional adalah klas menengah ke bawah. Maka fokus kepada kelompok itu, dia menghadirkan film filmnya.
Artikel Terkait
Safari Ramadan FORWAN Berbagi Santunan Menyambangi 5 Panti Asuhan
PT. SMI Kerja Bareng FORWAN Bagikan Makanan Buka Puasa Untuk Warga Jakarta Selatan.
FORWAN Memburu Berkah Ramadan Dengan Menyambangi 3 Panti Asuhan di Jakarta dan Bekasi
Forwan Gandeng TNI AU Baksos 3 Panti Asuhan
FORWAN Dan PWI Kota Depok Siap Gelar Ngulik Soal Musik