Indonesiadaily.co.id Pernah mendengar nasi grombyang, kuliner khas Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah? Atau malah sudah pernah mencicipinya? Kuliner berbahan utama nasi putih dan daging sapi atau kerbau berbumbu rempah ini, baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Bukan produk nasi grombyangnya yang menyandang predikat itu. Namun, proses pengolahannya yang membuat makanan itu istimewa.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Ismun Hadiyono menyampaikan, nasi grombyang masuk WBTB dalam kategori teknologi tradisional.
“Memang bentuknya benda, masuk Warisan Budaya Tak Benda. Ini mengacu lebih pada kategori tekniologi tradsional,” katanya.
Dia mengakui, pihaknya mengusulkan nasi grombyang menjadi salah satu WBTB sejak 2019 lalu. Dan, baru ditetapkan pada 29 Oktober 2021.
“Melihat perkembangan ke sini, makanan khas banyak yang diklaim daerah atau bahkan negara lain. Sehingga kami punya kewajiban mengusulkan nasi grombyang, itu asline sega grombyang,” ujarnya.
Setelah nasi grombyang ditetapkan sebagai salah satu WBTB, pemerintah setempat bertanggung jawab atas empat pilar. Yakni pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pelestarian.
“Saat ini ada beberapa warung makan yang jual nasi grombyang. Maka, kami akan bertanggungjawab untuk melakukan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pelestarian,” katanya.
Apa itu nasi gombyang? Nama grombyang berasal dari bahasa Pemalang yang berarti mengapung di permukaan atau bergoyang-goyang.
Dalam penyajiannya, komposisi kuah lebih banyak ketimbang nasinya, sehingga nasi dapat mengapung dan bergoyang-goyang di antara kuah.
Nama grombyang tidak bisa didapati di kota-kota lain, sangat ikonik dan unik. Tidak diketahui pasti, kapan makanan khas ini mulai diciptakan.
Konon, nasi grombyang sudah ada sejak 1960-an. Waktu itu, penjual nasi grombyang menjual dagangannya secara tidak menetap, tetapi berkeliling kampung.
Salah seorang pewaris nasi grombyang, Waridin menceritakan, dia sudah mulai membuka usaha jual nasi grombyang sejak 1978.
Sebelumnya, ia ikut membantu pamannya, Warso dalam usaha yang sama.