• Minggu, 24 September 2023

Pengurus SMSI Jambi Melihat Kondisi Sekolah Indonesia di KJRI Johor Baru

- Rabu, 6 September 2023 | 07:22 WIB
Pengurus SMSI Jambi Melihat Kondisi Sekolah Indonesia di KJRI Johor Baru (SMSI/Indonesiadaily.co.id)
Pengurus SMSI Jambi Melihat Kondisi Sekolah Indonesia di KJRI Johor Baru (SMSI/Indonesiadaily.co.id)

Indonesiadaily.co.id- Melihat dari dekat kondisi Sekolah Indonesia di Johor Baru Malaysia.

Inilah salah satu agenda kunjungan muhibah Pengurus SPengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Jambi baru ini ke Negeri Jiran Tersebut.

Kesempatan tersebut saat 16 orang pengurus SMSI Jambi diterima Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia.

Sekolah tersebut berada satu gedung dengan KJRI Johor Bahru yang peserta didiknya dikhususkan untuk anak-anak Imigrasi Indonesia.

Konjen RI Johor Bahru Sigit S. Widiyanto mengatakan selain memberikan pelayanan dan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah kerja di KJRI Johor Bahru, pihaknya juga memfasilitasi sekolah bagi putra putri pekerja migran Indonesia di Johor Bahru.

“Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) mulai memberikan layanan pendidikan pada 5 Januari 2014 atas inisiasi dari Konsul Jenderal Johor Bahru Taufiqur Rizali."

"Ketika itu KJRI Johor Bahru melihat perlunya Pemerintah Indonesia memberikan perlindungan untuk anak-anak pekerja migran berupa pemenuhan hak dasar pendidikan,” katanya, sebagaimana dikutip dari laman media partner Indonesiadaily.co.id (Pariwara.com).

Sekolah SIJB yang terdapat jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Memengah Pertama (SMP) ini tidak ada ubahnya dengan sekolah yang di Indonesia.

SIJB ini menggunakan kurikulum belajar Indonesia dan gurunya juga didatangkan dari Indonesia.

Siswanya juga terdaftar di Data Pokok Pendidikan atau Dapodik.

Nuansa sekolah Indonesia semakin terasa dengan siswa SIJB berseragam merah putih untuk jenjang SD, seragam olahraga juga persis sama dengan yang digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia.

“Siswa memiliki Dapodik. Semua sama dari kurikulum, pakaian merah putih sama dengan sekolah di Indonesia untuk SD, bahkan tenaga pengajar kita ada 18 orang saat ini semuanya berasal dari Indonesia."

"Kami tentunya harus memberikan perlindungan, bicara pendidikan mereka adalah generasi penerus bangsa kita kedepan,” jelas Sigit.

Selain itu, setiap kelas atau lokal untuk siswa belajar diatas pintunya diberi nama para pahlawan Indonesia.

Halaman:

Editor: Hery FR

Artikel Terkait

Terkini

Ketika Siber Menggusur Budaya Lama Bermedia

Jumat, 25 Agustus 2023 | 09:40 WIB
X