Oleh: Bahren Nurdin
(Pengamat Sosial dan Kebijkan Publik)
Saat ini, jika kita melintas di sepanjang jalan seluruh Indonesia, termasuk di provinsi Jambi, kita akan dihadapkan pada pemandangan yang tak terhindarkan: baliho-baliho yang menjulang tinggi dengan wajah-wajah para caleg yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Legislatif 2024.
Pemandangan ini menggambarkan bagian tak terpisahkan dari proses demokrasi di negeri ini.
Di tengah kepadatan lalu lintas dan keramaian jalanan, baliho-baliho ini mendominasi panorama visual.
Mereka hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, dari yang kecil hingga yang besar.
Setiap baliho mencantumkan nama, nomor urut, dan partai politik yang didukung oleh caleg tersebut.
Tidak hanya itu, wajah-wajah ceria para caleg seringkali menemani pesan-pesan kampanye yang beragam, mulai dari janji perubahan hingga komitmen untuk mewakili kepentingan rakyat.
Namun, di balik gemerlapnya baliho-baliho ini, pertanyaan tentang dampak dan efektivitas kampanye ini tetap mengemuka.
Apakah pemandangan ini benar-benar memengaruhi pemilih? Apakah baliho-baliho ini mampu membantu pemilih dalam membuat keputusan yang tepat saat mencoblos surat suara nanti?
Caleg adalah sosok yang akan mewakili kita di tingkat legislatif, baik di tingkat nasional (DPR RI), provinsi (DPRD Provinsi), maupun kabupaten/kota (DPRD Kabupaten/Kota). Mereka memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia dan daerah masing-masing.
Caleg adalah singkatan dari calon legislator.
Mereka adalah individu yang mencalonkan diri untuk menjadi anggota lembaga legislatif, seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Ada tiga tingkatan caleg yang perlu kita pahami:
Artikel Terkait
Manuver koalisi Anies Baswedan: Apa untungnya memilih Cak Imin dan akan kemana AHY?
PEMILIH CERDAS, PEMIMPIN BERKUALITAS
POLITIK IDENTITAS: Kekuatan atau Kelemahan?
MONEY POLITIC: Ancaman Pemilu 2024
Merancang Kebijakan Pro-Poor Berdasarkan Data yang Beragam