SAYA seorang praktisi yoga, tetapi juga peminum kopi aktif.
Salah? Ternyata tidak sepenuhnya, tetapi juga tidak sepenuhnya benar.
Sebagai seorang praktisi, selain praktik, saya juga membaca puluhan buku tentang yoga.
Mulai dari buku Hatta Yoga dari Yogi Swami Shivananda sampai tradisi kriya yoga yang diajarkan para siddha seperti Babaji Nagaraj, Siddha Boganatar, Adi Shankaracharya, Lahiri Mahayasa, Yukteswar Giri Maharaj, Paramahansa Yogananda, Sidda Ramaiah, dan lain-lain.
Pada awalnya hanyalah yoga asanas kemudian pranayama.
Seterusnya tertarik lebih jauh ke dalam, dan uniknya kemudian menarik diri meski tak terlalu jauh.
Meditasi
Pada awal latihan meditasi, dan ini sering membuat saya tertawa sendiri, beberapa saat memulai meditasi hampir pasti saya tertidur. Meditasi gagal.
Tertidur dengan posisi bersila pasti leher terasa kecang. Ulangi lagi, tertidur lagi.
Cari akal. Ketemulah kopi. Satu jam sebelum meditasi, saya minum kopi.
Hasilnya bagus. Tidak tidur. Tetapi kenapa tak juga mengalami keadaan yang diceritakan guru-guru saya?
Saya coba penuhi seluruh instruksi guru. Tiga kata kunci: santai, senyum, pasrah. Berhasil? Tidak.
Lalu suatu ketika guru saya bertanya, dan meminta saya menceritakan, apa yang saya minum, dan makan seharian.
Kopi? Guru saya keheranan.
Iya ! Kata saya.
Berapa cangkir sehari?
Tiga!
Guru saya tertawa lebar.
Sudah. Latihan hari ini tak usah dilanjutkan!
Coba tidak minum kopi dulu seminggu.
Artikel Terkait
Kopi Pagi Peradaban Kopi Gelombang Keempat
Jambi Darurat Lalu Lintas
Enema, Revolusi Konsumsi Kopi
Penjelasan Yang Tidak Memperjelas, Catatan Hendry Ch Bangun
Lelaki, Prostat, dan Kopi