Dan, cukup banyak ulama besar di Indonesia penganut tarekat ini, seperti di Sulawesi Tenggara dan di Jawa Tengah seperti almarhum KH Muhaiminan ( Parakan, Temangung), dan KH Ahmad Abdul Haq atau dikenal sebagai Mbah Mad Watucongol. Juga ulama kharismatik dari Pekalongan KH Habib Lutfi bin Yahya.
Syech Pelindung Tanaman Kopi
Sebagian besar peminum kopi modern mungkin tidak menyadari warisan kopi dalam tarekat Sufi di Arab Selatan itu.
Anggota tarekat Syadziliyya disebutkan telah menyebarkan minuman kopi ke seluruh dunia Islam antara abad ke-12 dan ke-15 Masehi.
Seorang Syech Syadziliyya diperkenalkan dengan minum kopi di Ethiopia, sebagai pendamping makan roti.
Ada kemungkinan, meskipun tidak pasti, bahwa Sufi ini adalah Abu'l Hasan 'Ali ibn Umar, yang pernah tinggal di istana Sadaddin II, seorang sultan dari Ethiopia Selatan.
'Ali ibn Umar kemudian kembali ke Yaman dengan pengetahuan bahwa buah beri tidak hanya dapat dimakan, tetapi juga meningkatkan kewaspadaan.
Sampai hari ini syech dianggap sebagai sang pelindung para penanam kopi, pemilik kedai kopi, dan peminum kopi, dan di Aljazair kopi terkadang disebut syadziliyya untuk menghormatinya.
Maka, tidak mengherankan jika kopi secara eksklusif dikaitkan dengan Islam di Eropa Kristen. Setidaknya, sampai Paus Clement VIII memutuskan untuk mencobanya.
( Hendro Basuki, Gunungpati-Semarang)
Artikel Terkait
Kopi Campur Jagung, atau Madu?
Enema, Revolusi Konsumsi Kopi
Penjelasan Yang Tidak Memperjelas, Catatan Hendry Ch Bangun
Lelaki, Prostat, dan Kopi
Kopi Versus Meditasi