Mengunjungi Magetan, Catatan Hendry Ch Bangun

- Minggu, 19 Maret 2023 | 09:23 WIB
Mengunjungi Magetan, Catatan Hendry Ch Bangun (SMSI/ Indonesiadaily.co.id)
Mengunjungi Magetan, Catatan Hendry Ch Bangun (SMSI/ Indonesiadaily.co.id)

Hendry Ch Bangun

TIDAK  ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saya ditelpon Bupati Magetan, Suprawoto. “Mas Hendry datang ke Magetan ya. Nanti ada pelantikan SMSI di sini,” ujar suara di ujung sana.

“Siap. Kalau Bapak yang undang saya pasti datang,” begitu jawaban yang saya sampaikan. Saya diundang karena didapuk sebagai Penasehat di Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), organisasi perusahaan pers online yang telah ditetapkan menjadi konstituen Dewan Pers.

Sekaligus saya juga diminta menjadi pembicara di kalangan staf humas dinas-dinas di kabupaten paling barat Jawa Timur ini.

Saya sudah lama kenal mantan Sekjen Kementerian Kominfo ini baik ketika menjadi pengurus PWI Pusat maupun Anggota Dewan Pers. Walaupun jarang bertemu karena pribadinya hangat, komunikasi terjalin lancar, entah via WA atau melalui telpon.

Tidak terhitung pula kami bertemu di berbagai kesempatan, termasuk bandar udara saat akan terbang.


Saya sering ke daerah tingkat dua di Jawa Timur baik untuk urusan verifikasi media, diskusi, seminar, menjadi narasumber, saat masih di Dewan Pers, tetapi tidak pernah ke Magetan.

Madiun, Tulungagung, Kediri, Blitar, sudah berkali-kali, begitu pula ke Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Malang, Batu dst. Jadi saya tertarik juga karena kebelumpernahan itu. Ada rasa penasaran.

Kalau saja perjalanan normal, semestinya saya masih sempat menikmati senja menjelang malam dalam perjalanan dari Solo ke Magetan, melewati daerah wisata yang indah, wilayah pegunungan yang juga berudara dingin.

Nyatanya, pesawat Garuda yang saya tumpangi dan mestinya mendarat sekitar pukul 17.00, berputar-putar sekitar satu jam setengah di atas kota Solo karena jarak pandang di atas Bandara Internasional Adi Sumarno sangat terbatas.

Saya tidak gugup karena secara statistik angkutan udara paling aman dibandingkan dengan angkutan darat dan laut. Peristiwa terbang yang lebih mendebarkan pernah saya alami, jadi saya berdoa saja.

Hanya saja saya kasihan karena teman yang akan menjemput pastilah bingung, kok waktu mendaratnya molor begitu lama. Penerbangan selama 58 menit, berubah menjadi 140 menit. Mereka berangkat dari Magetan dan berada di bandara sejak puku 16.00.

***

Ketika bergerak dari Bandara sekitar pukul 19.00 kota Solo sudah gelap. Masuk tol sebentar kami lalu ke luar di Palur dan masuk Karang Anyar. Sekitar satu jam kemudian kami mulai bergerak di lereng Gunung Lawu, dengan tanjakan dan juga turunan.

Halaman:

Editor: Hery FR

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Merdeka Setelah Pesta Teh

Sabtu, 1 April 2023 | 00:14 WIB

Petugas Pajak dalam Sejarah

Jumat, 31 Maret 2023 | 03:32 WIB

Algoritma Secangkir Kopi

Kamis, 30 Maret 2023 | 03:24 WIB

Demokrasi di Warung Kopi

Rabu, 29 Maret 2023 | 02:46 WIB

Kopi, Budak, dan Multatuli

Selasa, 28 Maret 2023 | 03:56 WIB

Latte, Elon Musk, dan Repertoar Barista

Jumat, 24 Maret 2023 | 03:27 WIB

Mengunjungi Magetan, Catatan Hendry Ch Bangun

Minggu, 19 Maret 2023 | 09:23 WIB

Lelaki Maskulin Beraroma Sexy

Selasa, 14 Maret 2023 | 07:27 WIB

Kopi, Dunia Fantasi Lelaki

Minggu, 12 Maret 2023 | 10:15 WIB

Blackpink, Kaum Muda dan Nasionalisme

Sabtu, 11 Maret 2023 | 21:17 WIB

Resep Kopi Lelaki Microwave

Kamis, 9 Maret 2023 | 08:35 WIB

Romansa Wanita, Kopi dan Coklat

Rabu, 8 Maret 2023 | 07:11 WIB
X