Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh 2, Belajar Demokrasi

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 04:01 WIB
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)

Wina Armada Sukardi (*)

BAGI kaum muslim, sholat subuh di mesjid, tentu, pertama-tama dan yang utama, lantaran untuk menjalankan perintah Allah.

Sebagai pembuktian kita benar-benar tunduk dan patuh kepada perintah Allah.

Sebuah upaya untuk mencari keridloan dari Sang Pencipta.

Di luar hal tersebut, sholat subuh juga rupanya memberikan pelajaran lain kepada kita: esensi demokrasi.

Sholat subuh mengingatkan kita, dalam hidup, banyak warna. Plural. Jamak. Bukan warna tunggal. Dan kita diajari agar wajib menghargai perbedaan-perbedaan itu dengan ikhlas.

Islam pada halekatnya, dimanapun dan kapanpun, cuma satu. Sumbernya sama: Al Quran dan Hadis.

Semua harus berpegang dan berpdoman kepada Al Quran dan hadis. Bukan yang lain. Kendati begitu, dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai tafsir yang menyebabkan implementasinya juga dapat berbeda-beda.

Sepanjang tidak menyimpang dari kerangka inti ajaran agama Islam, perbedaan itu tentu bukan hal yang tabu. Bukan sesuatu yang perlu dihadapi dengan kebencian.

Setidaknya dalam pelaksanaan sholat subuh perbedaan itu terlihat jelas. Dimulai dari perbedaan “klasik “ pelaksanaan sholat subuh: qunut.

Sudah jamak dalam sholat subuh, ada yang memakai qunut dan ada yang tidak memakainya.

Do’a Qunut adalah sebuah amalan sunnah yang dibaca pada rakat kedua saat shalat subuh. Pada perbedaan soal ini, dapat terjadi jemaah yang berfaham tidak membaca qunut, sholat subuh di mesjid yang menerapkan qunut.

Dari pengamatan saya, ada dua sikap yang diperlihat oleh jemaah yang biasa tidak memakai qunut di mesjid yang menerapkan qunut.

Pertama, mereka lantaran toleransi dan menghormati jemaah di mesjid itu, walaupun berfaham tidak membaca qunut, mereka ikut mengadahkan tangan dan mengikuti pembaca qunut.

Halaman:

Editor: Hery FR

Artikel Terkait

Terkini

Bercermin pada Garuda Muda

Senin, 22 Mei 2023 | 11:04 WIB

Tilang Manual Lagi…

Jumat, 19 Mei 2023 | 07:02 WIB

Jarimu, Jerujimu; Primitivisme Intelektual

Kamis, 4 Mei 2023 | 11:47 WIB

Ketika Puisi Memprovokasi

Minggu, 30 April 2023 | 06:27 WIB

Darah Kami Sudah Halal, Bung !

Kamis, 27 April 2023 | 11:48 WIB

Indihome Ditarik Telkomsel, Saham Telkom Naik

Jumat, 21 April 2023 | 00:45 WIB

Perbedaan Itu Rahmat

Jumat, 21 April 2023 | 00:30 WIB

Munaf Memilih Jadi Orang Jujur

Kamis, 20 April 2023 | 02:17 WIB

Maaf, dan Dorongan Mudik Lebaran

Sabtu, 15 April 2023 | 18:58 WIB

Tekanan Stres dan Penyakit Wartawan

Jumat, 14 April 2023 | 23:11 WIB

Catatan Hendry Ch Bangun - Profesi kita dan ghibah

Kamis, 13 April 2023 | 20:51 WIB

Revolusi Dimulai dari Meja Makan

Selasa, 11 April 2023 | 22:45 WIB

Tyson, Kopi, dan Belanda

Kamis, 6 April 2023 | 15:12 WIB
X