Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh 6 Zikir Jelang Sholat Subuh

- Rabu, 29 Maret 2023 | 02:27 WIB
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)

Wina Armada Sukardi (*)

SHOLAT subuh di mesjid banyak menghasilkan pengalaman “spiritualitas”.

Pengalaman yang memperkuat batin. Pengalaman yang membuat kita berupaya menjadi hamba yang lebih baik lagi.

Tapi juga pengalaman yang sering menunjukkan jalan terjal menggapai kebaikan.

Pengalaman yang sering membaurkan antara realitas dan fantansi.

Itu terjadi baik sebelum sholat, saat sholat maupun setelah sholat.

Salah satu pengalaman tersebut hamba “abadikan” dalam sebuah karya puisi hamba berjudul “Zikir” tahun 2019.

Langsung saja hamba yang kutip utuh puisi tersebut tanpa perlu hamba imbuhkan apapun lagi.

*

Zikir

​​Aku duduk memegang tasbih
​​berzikir
​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah.
​​
Tidak! Mataku tidak tertutup.
​​Tidak! Kesadaranku tidak hilang
​​Tapi dimanakah aku?
​​Tubuhku begitu ringan, bahkan seakan tak ada
​​Aku serasa menembus tujuh langit
​​melewati bulan, melewati matahari.

​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
​​Aku melihat dua mahluk memandang tajam ke arahku
​​mereka menunjuk-nunjukku
​​boleh jadi berdiskusi tentang aku
Satu menunjuk-nunjuk ke arah depan
satu lagi sebaliknya menunjuk-nunjuk ke balakang
lantas mereka menghilang begitu saja
membiarkan aku kembali sendirian.

Di depan aku melihat pemandangan lapang tak berbatas
orang-orang berwajah murung dengan derita lalu lalang.

Preeaaattt!!!
Tiba-tiba petir menyambar seluruh manusia disana
tak ada tubuh yang tidak hangus
mereka mengerang, merintih dan menjerit
tapi mereka masih tetap hidup
tubuh penuh luka dan nanah.
Nyeri.
Bau.

Lalu : buuaaarrr!
Manakala tubuh masih sedemikian sakit bukan alang kepalang
munculah tsunami mengulung semuanya
padahal gelombangnya yang datang lahar tak terperkiraan panasnya
sebagian terpental-petnal
sebagin tergulung ombak lahar
Tentu, tentu, orang-orang itu berteriak kesakitan
​​ Ngeri luar biasa.
​​Lebih ngeri lagi mereka semua masih hidup.
​​Itulah orang-orng yang penuh derita
​​tiada akhir
​​mereka menunggu masuk kawah derita abadi.

​​Sementara aneka ragam mahluk seram dan sadis
bentuknya tak beraturan
bergentayangan
​​ada yang kepalanya bertanduk tunggal dengan taring tajam
​​menembus bibirnya sendiri
​​matanya satu di dahi satu di dagu
​​ada pula yang lidahnya menjulur menyemburkan cairan beracun.

​​Dan: Bum!!
​​Tiba-tiba-tiba beberapa dari mereka telah berada
​​di belakangku
​​dekat sekali.
​​Rupanya mereka mengancam diriku.

​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
​​Laa Ilaaha Illaahu : tiada Tuhan melainkan Allah
Mahluk-mahluk itu berhenti sejenak.

Halaman:

Editor: Hery FR

Artikel Terkait

Terkini

Bercermin pada Garuda Muda

Senin, 22 Mei 2023 | 11:04 WIB

Tilang Manual Lagi…

Jumat, 19 Mei 2023 | 07:02 WIB

Jarimu, Jerujimu; Primitivisme Intelektual

Kamis, 4 Mei 2023 | 11:47 WIB

Ketika Puisi Memprovokasi

Minggu, 30 April 2023 | 06:27 WIB

Darah Kami Sudah Halal, Bung !

Kamis, 27 April 2023 | 11:48 WIB

Indihome Ditarik Telkomsel, Saham Telkom Naik

Jumat, 21 April 2023 | 00:45 WIB

Perbedaan Itu Rahmat

Jumat, 21 April 2023 | 00:30 WIB

Munaf Memilih Jadi Orang Jujur

Kamis, 20 April 2023 | 02:17 WIB

Maaf, dan Dorongan Mudik Lebaran

Sabtu, 15 April 2023 | 18:58 WIB

Tekanan Stres dan Penyakit Wartawan

Jumat, 14 April 2023 | 23:11 WIB

Catatan Hendry Ch Bangun - Profesi kita dan ghibah

Kamis, 13 April 2023 | 20:51 WIB

Revolusi Dimulai dari Meja Makan

Selasa, 11 April 2023 | 22:45 WIB

Tyson, Kopi, dan Belanda

Kamis, 6 April 2023 | 15:12 WIB
X