Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh 7, Kerinduan Sholat Subuh di Mesjid

- Kamis, 30 Maret 2023 | 00:42 WIB
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)

Wina Armada Sukardi (*)

MANAKALA dulu saya mendengar orang-orang memperbincangkan, jika kita selesai naik haji, kita seperti dipanggil kembali untuk datang lagi dan datang lagi ke Mekah, ke Kabah, saya pikir hal tersebut merupakan hal yang lebai alias berlebihan.

Malah saya agak skeptis soal itu, bahkan, terus terang saja, saya cenderung tak percaya.

Bukankah naik haji membutuhkan ongkos relatif besar? Demikian pula perlu fisik yang harus kuat.

Bagaimana hal itu dapat melahirkan keinginan untuk balik lagi kesana, pikir saya.

Kenyataannya, waktu saya selesai naik haji tahun 2002, yang sebelumnya hamba pikir lebai, berlebihan, ternyata hal tersebut memang benar-benar terjadi.

Setidaknya pada diri saya. Setelah menunaikan rukun Islam naik haji untuk pertama kali, selalu ada semacam panggilan untuk datang lagi dan datang lagi ke Kabah.

Apalagi saya merasa kala menunaikan ibadah haji itu, ada hal yang ingin lebih hamba ini sempurnakan dan tuntaskan lagi jika naik haji berikutnya.

Kerinduan orang naik haji untuk kembali berhaji, yang semula saya duga omong kosong belaka, benar adanya.

Hati hamba ini ingin selalu kembali kesana. Betul-betul luar biasa “tarikan” ka'bah kepada orang yang pernah menunaikan haji.

Kendati begitu, saya tak pernah naik haji lagi. Bukan tak punya kehendak itu. Bukan pula tak ada kesempatan. Juga bukan karena tidak ada dana.

Bukan, bukan soal itu, namun lantaran saya berprinsip, betapapun dorongan hati ingin menunaikan ibadah haji berkali-kali, cukuplah hamba ini naik haji sekali saja.

Meski merasa ada yang dapat lebih disempurnakan lagi jika kemudian ada kesempatan menunaikan ibadah haji, namun hamba ini tak melakukan itu.

Apapun yang terjadi saat naik haji, setidaknya hamba sudah melaksanakan kewajiban berhaji, sementara ratusan ribu, bahkan jutaan, orang Indonesia mengantri ingin naik haji.

Halaman:

Editor: Hery FR

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bercermin pada Garuda Muda

Senin, 22 Mei 2023 | 11:04 WIB

Tilang Manual Lagi…

Jumat, 19 Mei 2023 | 07:02 WIB

Jarimu, Jerujimu; Primitivisme Intelektual

Kamis, 4 Mei 2023 | 11:47 WIB

Ketika Puisi Memprovokasi

Minggu, 30 April 2023 | 06:27 WIB

Darah Kami Sudah Halal, Bung !

Kamis, 27 April 2023 | 11:48 WIB

Indihome Ditarik Telkomsel, Saham Telkom Naik

Jumat, 21 April 2023 | 00:45 WIB

Perbedaan Itu Rahmat

Jumat, 21 April 2023 | 00:30 WIB

Munaf Memilih Jadi Orang Jujur

Kamis, 20 April 2023 | 02:17 WIB

Maaf, dan Dorongan Mudik Lebaran

Sabtu, 15 April 2023 | 18:58 WIB

Tekanan Stres dan Penyakit Wartawan

Jumat, 14 April 2023 | 23:11 WIB

Catatan Hendry Ch Bangun - Profesi kita dan ghibah

Kamis, 13 April 2023 | 20:51 WIB

Revolusi Dimulai dari Meja Makan

Selasa, 11 April 2023 | 22:45 WIB

Tyson, Kopi, dan Belanda

Kamis, 6 April 2023 | 15:12 WIB
X