Wina Armada Sukardi (*)
BERDALIH menerapkan ajaran “ambil yang baik-baik, dan tinggalkan yang buruk-biru, ” sampai saat ini di mesjid masih sering terjadi kehilangan alas kaki.
Sandal atau pun sepatu. Juga pada sholat subuh. Apakah karena diambil anak-anak yang belum faham nilai-nilai baik buruk, ataukah oleh orang yang dewasa yang sengaja menukar sendal atawa sepatu mereka yang butut dengan gantinya yang bagus.
Tentu ini sesuatu yang sangat memprihatinkan. Mesjid adalah rumah Allah. Rumah yang harus dihormati.
Mesjid juga merupakan tempat siar ajaran agama islam. Dari mesjid diajarkan menerapkan akhlak yang luhur.
Dari mesjid diajarkan pula untuk menghindari hal-hal yang buruk. Dengan demikian, sejati di mesjid semuanya harus sesuai ajaran Islam. Ahlak harus ditegakkan.
Di rumah Allah tidak boleh ada pencurian, apapun, termasuk sandal dan sepatu, dengan alasan apa saja.
Haram hukumnya mengambil milik orang lain. Ini harus menjadi “doktrin” utama dalam penerapan ajaran islam.
Hal ini harus pula disosialisasikan kepada semua pihak, terutama anak-anak. Mesjid ialah tempat suci yang tidak boleh terjadi kejahatan apapun.
Jangankan sandal dan sepatu hilang, jika ada mas berlian atau uang yang terti nggal atau jatuh di mesjid saja, pemiliknya harus dijamin bakal memperolehnya kembali.
Semua niat buruk di mesjid harus ditanggalkan. Di mesjidlah nilai-nilai kebaikan patut diharapkan dan diterapkan.
Jemaah harus dibuat nyaman di mesjid. Tak boleh ada perasaan was-was nanti sandal atau sepatu saya hilang. Barang berharga sekalipun di mesjid harus dijamin aman.
Jika ke mesjid orang harus merasa barangnya diletakkan dimana saja, dijamin pasti bakal aman dan kembali.
Selama di mesjid, barang apa saja, yang jatuh atau hilang , tak bakalan lenyap. Harus dibuat dan dilaksanakan mesjid itu lambang kejujuran.
Artikel Terkait
Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh 3, Satu Generasi Lewat Sudah
Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh 4, Sejuta Alasan Tidak Sholat Subuh
Kopi, Budak, dan Multatuli
Algoritma Secangkir Kopi
Petugas Pajak dalam Sejarah