Sketsa Serba- Serbi Sholat Subuh 8, Lebih Takut ke Kamera Daripada Allah?

- Jumat, 31 Maret 2023 | 03:56 WIB
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)
Wina Armada Sukardi, pakar hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik (ist/smsi/indonesiadaily.co.id)

Dilarang keras menodai mesjid dengan sikap kriminal yang sekecil apapun, termasuk mencuri sandal dan sepatu.

Tapi yang terjadi selama ini justeru sebaliknya. Di mesjidlah sering terjadi hilangnya sepatu atau sandal yang bagus.

Jika ada “jemaah palsu,” artinya orang ke mesjid bukan untuk benar-benar sholat, tapi melakukan kriminal seperti tetapi tidak terbatas pada mencuri, harus dipastikan mereka harus dihukum seberat-beratnya, termasuk sanksinya sosialnya. Agar dia malu.

Agar keluarganya malu. Dengan begitu diharapkan mesjid menjadi steril dari kejahatan. Perilaku manusia di mesjid harus dipastikan menjadi sudi tauladan.

Tak hanya hanya sebatas sandal dan sepatu, pengalaman saya sholat subuh di mesjid pun ternyata masih sering terjadi pencurian motor.

Padahal sebelum sholat, motor masih dijaga dan diwasi beberapa orang. Dan batas antara sholat dengan pengawasan beda tipis.

Tapi tiba pada waktu sholat subuh, si maling secepat kilat mampu mencuri motor. Ini kan berarti dia sudah mengamati situasi mesjid pada subuh hari dengan cermat.

Pastilah para maling sudah mengamati keadaan berhari-hari sebelumnya, sehingga mereka faham benar kapan momen untuk mencuri. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi.

Rupanya para pencuri sudah tidak takut lagi kepada Tuhan. Tidak gentar kepada Allah. Mereka tak peduli mencuri di rumah Allah.

Tak ada sebiji pun rasa sungkan mencuri di rumah Tuhan.

Di Mesjid Ketamakan dan jalan pintas mencapai materi di dunia, lebih utama bagi para penjahat itu ketimbang menyadari mencuri di rumah Tuhan merupakan perbuatan tercela yang luar biasa.

Perbuatan dosa besar. Mereka gak peduli rumah Tuhan atawa bukan. Mereka sudah tidak lagi memiliki kepekaan sosial.

Menyadari fenomena ini, akhirnya pengurus mesjid memutuskan memasang CC TV atau kamera pengintai.

Beberapa kamera dipasang menghadap ke depan dan dapat memantau perkarangan dan tempat parkir mesjid.

Begitu juga di dalam mesjid dipasang beberapa kamera. Setelah pemasangan kamera, di tempel striker kecil: mesjid ini diawasi oleh kamera, lengkap dengan gambar CC.

Halaman:

Editor: Hery FR

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bisnis, Konflik Agraria, dan Kemiskinan

Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:07 WIB

METAFORA BUNGA MENJELANG PEMILU

Minggu, 24 September 2023 | 07:07 WIB

Konsistensi dalam Branding Politik

Kamis, 14 September 2023 | 08:23 WIB

DTKS yang Responsif

Senin, 11 September 2023 | 08:59 WIB

PARPOL DAN PENDIDIKAN POLITIK

Minggu, 10 September 2023 | 13:13 WIB

PEMILU 2024: Menjaring Caleg Berkualitas

Jumat, 8 September 2023 | 07:52 WIB

MONEY POLITIC: Ancaman Pemilu 2024

Kamis, 7 September 2023 | 07:53 WIB

POLITIK IDENTITAS: Kekuatan atau Kelemahan?

Rabu, 6 September 2023 | 11:46 WIB

PEMILIH CERDAS, PEMIMPIN BERKUALITAS

Selasa, 5 September 2023 | 20:03 WIB

PERAN MEDSOS PADA PEMILU 2024: Merekat atau Memecah?

Minggu, 3 September 2023 | 16:22 WIB

KULIAH ATAU KERJA?

Jumat, 1 September 2023 | 09:18 WIB

Membuka Pintu Digital Melalui Internet Pedesaan

Jumat, 1 September 2023 | 09:12 WIB

REFORMASI SKRIPSI

Kamis, 31 Agustus 2023 | 09:28 WIB
X