Catatan Hendry Ch Bangun - Profesi kita dan ghibah

- Kamis, 13 April 2023 | 20:51 WIB
Hendry Ch Bangun (Doc Pribadi)
Hendry Ch Bangun (Doc Pribadi)

SEBENARNYA saya ingin puasa menulis di bulan Ramadhan ini karena takut ghibah. Sederhananya ghibah itu membicarakan orang lain tanpa kehadirannya.

Bila diperluas orang lain itu bisa jadi pihak lain, kelompok lain, lembaga lain dst.

Ghibah juga bisa berbentuk tulisan, tentu saja, entah itu di media massa atau media sosial. Keinginan absen itu gagal karena banyak sekali hal yang merangsang untuk ditulis, salah satunya fenomena di media siber dan media sosial.

Saat menulis sering secara tidak sengaja kita membawa-bawa pihak lain, orang lain. Mungkin maksudnya untuk memperjelas, memberikan contoh, menggambarkan.

Padahal kalau tergolong ghibah maka dosanya amat besar. Diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri.

Melakukan itu di bulan suci, mengerikan sekali karena kita sedang berupaya menahan diri dari dosa kecil eh ternyata malah melakukan kesalahan besar.

Satu hal dulu, wartawan yang telah bekerja puluhan tahun pastilah sudah terbentuk watak yang kritis dan memandang sesuatu dengan skeptis.

Curiga, tidak mudah percaya, mempertanyakan, mencoba melihat dari sisi negatif, otomatis muncul kalau ada peristiwa dengan tujuan untuk menyeimbangkan informasi yang datang dari pihak lain.

Hampir tidak ada, atau sedikit sekali, wartawan yang serba maklum dan langsung percaya. Kalau ada press release, pasti dicek dari sumber lain, bagaimana duduk perkaranya.

Bila ada kabar burung pelantikan seseorang, semua kontak akan dihubungi agar ketika peristiwa itu terjadi, informasi yang diperoleh sudah komplet dari semua arah. Ini berpotensi ghibah.

Sifat dasar ini akan terus terbawa di luar pekerjaan. Dalam berbagai perannya di masyarakat, di lingkungan sosial, ataupun organisasi, kecenderungan kritis, mempertanyakan, tidak mudah percaya, salah satunya pastilah muncul.

Selalu ada dinamika, membuat situasi rapat misalnya menjadi ramai, yang memunculkan gagasan-gagasan positif. Dari sisi ini maka kalau ada lembaga yang memasukkan wartawan menjadi pengurus dengan tujuan agar komunikasi dengan pihak luar menjadi mudah, itu hanya separuh benar. Ia menghidupkan organisasi.

 ***

Soal ghibah ini, saya ingat rekan Ilham Bintang pernah mengundang KH Said Aqil Siradj ke kantor PWI Pusat, agar memberi pemahaman yang benar kepada rekan pengurus.

Halaman:

Editor: Hery FR

Artikel Terkait

Terkini

Bisnis, Konflik Agraria, dan Kemiskinan

Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:07 WIB

METAFORA BUNGA MENJELANG PEMILU

Minggu, 24 September 2023 | 07:07 WIB

Konsistensi dalam Branding Politik

Kamis, 14 September 2023 | 08:23 WIB

DTKS yang Responsif

Senin, 11 September 2023 | 08:59 WIB

PARPOL DAN PENDIDIKAN POLITIK

Minggu, 10 September 2023 | 13:13 WIB

PEMILU 2024: Menjaring Caleg Berkualitas

Jumat, 8 September 2023 | 07:52 WIB

MONEY POLITIC: Ancaman Pemilu 2024

Kamis, 7 September 2023 | 07:53 WIB

POLITIK IDENTITAS: Kekuatan atau Kelemahan?

Rabu, 6 September 2023 | 11:46 WIB

PEMILIH CERDAS, PEMIMPIN BERKUALITAS

Selasa, 5 September 2023 | 20:03 WIB

PERAN MEDSOS PADA PEMILU 2024: Merekat atau Memecah?

Minggu, 3 September 2023 | 16:22 WIB

KULIAH ATAU KERJA?

Jumat, 1 September 2023 | 09:18 WIB

Membuka Pintu Digital Melalui Internet Pedesaan

Jumat, 1 September 2023 | 09:12 WIB

REFORMASI SKRIPSI

Kamis, 31 Agustus 2023 | 09:28 WIB
X