Para elit dan pimpinan politik harus meniru bagaimana memeras keringat dan memperpanjang nafas mereka demi membangun bangsa dan negara Indonesia. Bukan menikmati hasil keringat dan napas rakyat Indonesia dengan menikmati rente ekonomi sebagai pejabat partai politik.
Melepaskan egoisme dan kesombongan sebagai penguasa politik, melepaskan sifat otoriter dan budaya feodal, gila hormat, mau menang sendiri, apalagi dengan menggunakan kekuasaan untuk menghukum saudara saudaranya yang berbeda pendapat.
Sifat tersebut telah ditanggalkan oleh anak anak muda Garuda Muda. Mereka berjibaku dengan kompak, bergotong royong melepas egoisme kepentingan individu untuk menjadi pemenang. Mereka mempersembahkan kumandang Indonesia Raya dengan keringat dan napas kolektif yang panjang.
Generasi pemimpin yang sudah uzur, harus rela memberikan estafet kepemimpinan kepada generasi muda, generasi milenial dan generasi Z. Karena telah terbukti bahwagenerasi muda berjuang untuk masa depan mereka, sedangkan generasi tua berjuang untuk mengamankan masa lalunya yang bermasalah! Itulah dua perbedaan yang mencolok yang harus disadari oleh kita semua.
Oleh karena itu memasuki tahun politik, para elit pimpinan politik harus menanggalkan kepentingan kelompok, suku, ras dan agama demi menyeleksi pimpinan nasional yaitu pemimpin untuk seluruh rakyat Indonesia (bukan pemimpin golongan tertentu saja).
Seperti Garuda Muda, rela memberikan nafas dan keringat untuk kepentingan negara dan bangsa tanpa pamrih.
Nafas dan keringat tersebut jangan sampai ditukar dengan hasrat kekuasaan, menikmati rente ekonomi sebagai penguasa demi memperkaya diri dan pola hidup hedonistik (suka pamer kekayaan).
Semoga Indonesia berhasil memiliki generasi emas yang akan merubah karakter bangsa menjadi bangsa yang ulet, tekun, toleransi dan tidak egois mementingkan kelompok dan keluarga semata mata.
Jangan sampai generasi emas menjadi generasi lemas karena mengalami “Salah Asuh” akibat egoisme para elit pemimpin.
Jangan mempolitisasi keberhasilan Garuda Muda ini demi kepentingan politik, tetapi sebaliknya kita harus memperkenalkan semangat dan sportivitas Garuda Muda kedalam politik.
Kita patut bercermin pada Garuda muda yang telah mampu mempersatukan emosi bangsa Indonesia dalam denyut nadi kegembiraan bersama. Para elit pemimpin politik juga harus mampu menyatukan emosi solidaritas rakyat Indonesia dengan membangun kesetaran dalam hukum (equality before the law) bagi seluruh warga negara Indonesia dan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi (inequality).
Jangan memberikan tontonan pola hidup yang hedonistik didepan mata rakyat jelata yang bersandal jepit.
Terima kasih Garuda Muda, kalian telah memberikan cermin ketauladanan kepada orang tua kalian. Semoga yang tua masih mampu belajar paling tidak menyadarkan dirinya sendiri *
Artikel Terkait
Catatan Hendry Ch Bangun - Profesi kita dan ghibah
Munaf Memilih Jadi Orang Jujur
Indihome Ditarik Telkomsel, Saham Telkom Naik
Palcio De Carondelet, Istana Presiden Ecuador Tanpa Pagar
Jarimu, Jerujimu; Primitivisme Intelektual
Tilang Manual Lagi…