Oleh : Rizwan Handika (Mahasiswa)
SETELAH membaca judul dan melihat ekspresi serius penulis pada gambar pemanis tulisan ini, mungkin pembaca bertanya-tanya, bahkan terguncang. Tenang dulu, mari kita selesaikan dulu opini singkat ini.
Akhir-akhir ini seringkali kita saksikan bersama bagaimana kerusakan lingkungan hidup disekitar kita semakin masif terjadi, lalu apa kaitannya dengan bencana? Sebelum kita ulas secara mendalam, ada baiknya memahami sedikit apa yang disebut lingkungan hidup.
Lingkungan hidup dalam bahasa inggris ditulis Environment, secara istilah berarti sesuatu yang ada di sekitar seseorang dan dapat memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku orang tersebut. Lingkungan juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang mengandung unsur atau komponen alam yang terdapat dalam atmosfer, litoster, hidrosfer dan biosfer yang tersedia secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap kehidupan dan perilakunya.
2.Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang mengandung unsur atau komponen sosial yang membentuk jaringan interaksi sosial dan dapat mempengaruhi terhadap sikap atau tindakan seseorang atau malah sekelompok penduduk.
3.Lingkungan ekonomi, merupakan lingkungan yang mengandung unsur atau komponen ekonomi yan membentuk jaringan interaksi dan interpedensi ekonomi dan berpengaruh terhadap orientasi dan tindakan ekonomi.
4.Lingkungan politik, suatu lingkungan yang mengandung unsur atau komponen politik, yang akan menumbuhkan kontak, proses dan tindakan politik antar berbagai lembaga formal atau antar berbagai negara yang ada.
5.Lingkungan religi (agama), yaitu lingkungan sosial yang dapat menumbuhkan suasana dan kegiatan keagamaan.
6.Lingkungan persepsi, suatu lingkungan yang mengandung tingkat atau kondisi pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, teknologi yang berpengaruh kepada tingkat kemajuan masyarakat.
7.Lingkungan perilaku, yaitu lingkungan yang mencakup berbagai tingkat adaptasi, aspirasi, partisipasi dan kebiasaan penduduk yang mempengaruhi sikap dan tindakan manusia.
Yang menjadi fokus utama dalam tulisan ini adalah kerusakan lingkungan fisik, dan yang menjadi pelaku utamanya ialah manusia itu sendiri. Mungkin fenomena ini ada kaitannya dengan teori yang bernama Antroposentrisme. Dimana teori ini adalah sebuah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.