Indonesiadaily.co.id- Jasmerah, itulah ungkapan dari pendiri bangsa kita Ir Sukarno, mengingatkan Jangan Suka Melupakan sejarah.
Setiap peradaban akan melalui tiga fase, masa lalu, kini dan yang akan datang.
Seperti rencana perpindahan Ibu baru Indonesia yang diumumkan secara resmi Presiden RI Jokowi pada 2019 lalu, Ibukota negara akan dipindahkan ke Kalimantan Timur di Kabupaten Kutai kartanegara dan Kabupaten Paser Utara.
Seperti dilansir Indonesiadaily.net, Jakarta adalah ibu kota Indonesia dan kota terbesar di negara ini.
Kota ini terletak di pantai barat laut Pulau Jawa dan berada di delta Sungai Ciliwung. Jakarta memiliki luas wilayah sekitar 661,52 km² dan populasi sekitar 10,6 juta jiwa pada tahun 2020.
sejarah Jakarta dapat ditelusuri kembali ke abad ke-4 Masehi, ketika wilayah ini dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara. Pada abad ke-5 Masehi, daerah ini menjadi bagian dari Kerajaan Sunda.
Pada abad ke-13, Jakarta dikuasai oleh Kerajaan Banten. Pada abad ke-16, bangsa Eropa mulai datang ke Indonesia, dan pada tahun 1522, Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang tiba di Jakarta.
Baca Juga Twitter Pertahankan Pengguna Aktifnya yang Mulai Bosan Ngetwit
Pada tahun 1619, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda mendirikan sebuah kota di Jakarta dan menamakannya Batavia.
Batavia menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-19, VOC dinyatakan bangkrut dan pemerintahan Hindia Belanda mengambil alih kendali atas Batavia.
Pada masa pendudukan Jepang pada Perang Dunia II, Jakarta diberi nama Djakarta dan menjadi ibu kota dari wilayah yang dikuasai Jepang yang bernama Dai Nippon.
Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan Jakarta menjadi ibu kota negara yang baru merdeka tersebut.
Sejak itu, Jakarta telah berkembang pesat menjadi sebuah kota metropolitan modern. Pada tahun 1960-an, Jakarta mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, yang melahirkan gedung-gedung pencakar langit dan jaringan jalan tol yang modern.
Namun, pertumbuhan ini juga membawa masalah sosial dan lingkungan yang serius, termasuk kemacetan lalu lintas, banjir, dan polusi udara.
Sejak tahun 2000-an, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan membangun kembali infrastruktur kota.
Artikel Terkait
Danau Toba Memikat Hati Pariwisata Lewat Event Grand W20 Summit 2022
Sandiaga Uno Siap Hadirkan F1 Boat Race di Danau Toba
Kesenian Gendang Beleq Ramaikan Acara 1st Meeting DEWG G20 di Lombok
Ke Candi Kedaton MuaroJambi, Presiden: Peradaban Indonesia Dikenal Dunia sejak Lampau
Kekayaan Tersembunyi Pulau Batanta Raja Ampat Papua Dari Situs Bawah Laut dan 90 Spesies Anggrek Liar