Di rentang usia 14 bulan sampai usia 4 tahun anak saya sering kali kejang. Orang tua biasa menamakan gejala itu sebagai step. Dia kini sudah berusia 28 tahun. Alhamdulillah sehat.
Dulu, setiap tiga empat bulan sekali langganan di sebuah rumah sakit di Semarang. Keluar masuk RS menjadikan hampir sebagian besar paramedis di RS hafal nama anak saya. Lagi, dan lagi kamu Nak....
Karena gemuk, mereka selalu kesulitan memasukkan jarum infus. Bahkan saat pertama kali kejang pas di Madiun, dokter terpaksa menyayat sedikit di bagian kaki agar jarum bisa masuk.
Ketika puncak sakit, beberapa dokter menangani dia. Ada dokter anak, dokter syaraf, juga dokter lain.
Tak ada orang tua yang tidak galau saat tahu anaknya 2,5 tahun belum bisa berjalan.
Hubungan dengan Kopi
Lalu, bagaimana hubungan dengan kopi. Nah, ketika anak saya step beberapa orang tua menyarankan memberi asupan kopi. Bagi saya, ini saran musykil. Apa-apaan anak balita dikasih kopi.
Tetapi,saya sedikit paham ketika itu. Sudah jamak anak step dikasih kopi. Tetapi tidak bagi saya. Waktu itu, saya bukan peminum. Apalagi penikmat. Cerita yang saya terima, kopi baik untuk anak yang sedang kejang.
Dokter ketika saya tanya, waktu itu, tidak berpendapat. Tentu Anda sudah tahu sebabnya.
Tetapi di saat kritis ketika itu, saya terpaksa menyerah. Kopi saya asupkan ketika pas kejang.
Ajib! Beberapa saat kemudian mereda.
Waktu itu tak ada pilihan. Saat berada di antara situasi kritis dengan rasa frustrasi, saya terpaksa meminumkan kopi untuk balita saya.
Saya bukan penganut paham orang yang mudah percaya. Pemeriksaan rutin ke dokter tetap saya lakukan.
Masih juga terjadi step, dan step lagi. Kopi, dan kopi lagi.
Artikel Terkait
Dekafein, Kopi Kehilangan Ruh
Kopi, Puasa, dan Bau Mulut
Kopi Menyehatkan Liver
Nyimpan Kopi Kok di Freezer
Kopi, Sekolah Orang Bijaksana
Kopi Kampung vs Kopi Saset