Satika Simamora menginginkan produk Ulos asli buatan penenun Tapanuli Utara menghasilkan 11.000 pengerajin Ulos di masa kepemimpinan Bupati Nikson Nababan selama 9 tahun ini.
Satika Simamora membeberkan, saat ini ada 11.000 penenun handmade yang telah terdaftar di Tapanuli Utara.
Dari belasan ribu penenun itu, diantaranya 6000 penenun yang belum ber-KTP alias masih bersekolah.
Para anak-anak itu di waktu luang, membantu orangtuanya menenun Ulos, sekaligus belajar membuat produk Ulos.
Produk-produk Ulos yang dihasilkan telah membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi belasan ribu penenun Ulos.
Di pasaran, produk Ulos dengan kualitas premium dibandrol mulai dari 500.000 Rupiah sebagai harga termurah. Dan harga tertingginya bisa mencapai 15 juta Rupiah.
Bayangkan saja, kalau penenun berhasil memproduksi 11.000 produk Ulos, berapa sudah penghasilan yang diperoleh para penenun.
"Saya ambil saja hitungannya 300 ribu saja, dikalikan 11.000 produk Ulos?
Betapa besarnya hasil perputaran tenun Ulos di Kabupaten Tapanuli Utara yang mencapai triliunan rupiah.
Sudah kalah dengan nilai APBD Tapanuli Utara dalam setahun," ulas Satika Simamora.
Perputaran transaksional produk Ulos ini yang harus tetap dijaga dan diawasi oleh Satika Simamora, untuk memastikan pasaran produk Ulos tetap meningkat.
Butuh kerja keras yang luar biasa untuk menggerakan ini semua. "Tenun bergerak UMKM lainnya pasti akan tumbuh," sebut Satika Simamora.
Huhaholongi do Ho
Dan pengorbanan, perjuangan serta dedikasi Satika Simamora bagi Tapanuli Utara, dimanifestasikannya dalam sepenggal tagline berbahasa Batak Toba "Huhalongi do Ho", yang artinya "Kucintainya dirimu".
Iya, Satika kerap memasyaratkan tagline itu kala ia hadir di tengah-tengah masyarakat, di seluruh pelosok desa juga. Kocakannya yang khas membuat siapa saja yang mendengar tagline itu, terbalut rasa kasih sayang.
Artikel Terkait
HPN 2023: 30 Tahun Jadi Wartawan, Ketua SMSI Jambi Mukhtadi Putranusa Terima PCNO
Dewi Yudho Miranti Relawan Berkerudung Itu Mitra Setia Panitia Hari Pers Nasional
dr Susanti Merajut Toleransi di Kota Sapangambei Manoktok Hitei
Muhammad TWH: Wartawan Pejuang yang Jadi "Pustakawan"
Titilah, wanita perkasa dari Yogya di Taiwan